PURWOREJO(KRjogja.com)
Gula semut produksi perajin di Kabupaten Purworejo dilirik 'buyer' atau
pembeli dari Belanda. Maya Gold Trading Company, perusahaan perdagangan
yang berpusat di Belanda akan memasarkan produk itu ke sejumlah negara
di Eropa, Asia dan Amerika. Rencana itu diawali dengan kunjungan Vincent
Sierat, perwakilan perusahaan ke sentra produksi kelompok Sajeng Mulyo
Desa Hargorojo Bagelen.
"Kedatangan saya ingin melihat langsung produksi gula semut, ternyata sangat bagus kualitasnya dan dikerjakan sendiri oleh tangan-tangan perempuan Indonesia," kata Vincent kepada KRjogja.com, Selasa (19/11/2013).
Menurutnya, perusahaan tertarik karena selain produknya berkualitas, mereka juga membeli langsung kepada petani. Selain berbisnis, lanjutnya, perusahaan memiliki misi sosial untuk menyejahterakan petani kelapa. "Mereka bergabung, membuat produk unggulan, lalu kami beli. Langkah itu tentu sangat membantu mereka, dalam jangka panjang akan meningkatkan kesejahteraan petani," terangnya.
Vincent sendiri mengaku siap menampung hingga seratus ton gula semut untuk jangka waktu enam bulan. Produk itu diminati pasar Eropa, Amerika dan Asia karena tidak ada kandungan kimia serta kadar glikemik atau gula yang rendah.
Pemasaran produk itu ke sejumlah negara akan difasilitasi PT Megainovasi Karya Mandiri Jakarta. Menurut direktur perusahaan itu Dippos Naloandro S, petani di Desa Hargorojo merupakan binaan yang memang dibentuk untuk memproduksi gula semut kualitas ekspor. "Petani kami membuat gula organik, tidak pakai Natrium atau zat kimia lain serta sudah bersertifikat internasional. Mereka membutuhkan produk berkualifikasi seperti itu," tuturnya.
Ditambahkan, petani akan merasakan efek langsung dengan penjualan produk mereka ke luar negeri. Gula dibeli dengan harga lebih mahal dan stabil dibandingkan dengan dibuat gula cetak. "Kami beli kepada petani Rp 14.500 perkilogram, kalau dibuat gula cetak maksimal Rp 12.000 dan harga tidak stabil," ungkapnya.(Jas)
Sumber
"Kedatangan saya ingin melihat langsung produksi gula semut, ternyata sangat bagus kualitasnya dan dikerjakan sendiri oleh tangan-tangan perempuan Indonesia," kata Vincent kepada KRjogja.com, Selasa (19/11/2013).
Menurutnya, perusahaan tertarik karena selain produknya berkualitas, mereka juga membeli langsung kepada petani. Selain berbisnis, lanjutnya, perusahaan memiliki misi sosial untuk menyejahterakan petani kelapa. "Mereka bergabung, membuat produk unggulan, lalu kami beli. Langkah itu tentu sangat membantu mereka, dalam jangka panjang akan meningkatkan kesejahteraan petani," terangnya.
Vincent sendiri mengaku siap menampung hingga seratus ton gula semut untuk jangka waktu enam bulan. Produk itu diminati pasar Eropa, Amerika dan Asia karena tidak ada kandungan kimia serta kadar glikemik atau gula yang rendah.
Pemasaran produk itu ke sejumlah negara akan difasilitasi PT Megainovasi Karya Mandiri Jakarta. Menurut direktur perusahaan itu Dippos Naloandro S, petani di Desa Hargorojo merupakan binaan yang memang dibentuk untuk memproduksi gula semut kualitas ekspor. "Petani kami membuat gula organik, tidak pakai Natrium atau zat kimia lain serta sudah bersertifikat internasional. Mereka membutuhkan produk berkualifikasi seperti itu," tuturnya.
Ditambahkan, petani akan merasakan efek langsung dengan penjualan produk mereka ke luar negeri. Gula dibeli dengan harga lebih mahal dan stabil dibandingkan dengan dibuat gula cetak. "Kami beli kepada petani Rp 14.500 perkilogram, kalau dibuat gula cetak maksimal Rp 12.000 dan harga tidak stabil," ungkapnya.(Jas)
Sumber
0 Response to "Gula Semut Purworejo Dilirik "Buyer" Belanda"
Post a Comment